Minggu, 26 April 2009

Cegah Trafficking, Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Cegah Trafficking, Tingkatkan Kualitas Pendidikan

SOSIALISASI soal human trafficking atau perdagangan orang gencar dilakukan, baik dalam bentuk penyuluhan maupun melalui publikasi media. Tidak cukup, peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi keharusan untuk bisa mencegah trafficking. Direktur LSM Hiperpro Nunukan Hj Suarni menyebutkan, upaya-upaya ini dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami trafficking dari segi pengertian dan dampak yang ditimbulkan, serta dapat mencegah kemungkinan ada pelaku atau korban terindikasi kasus tersebut. “Selain itu, juga melakukan pemetaan permasalahan trafficking di Indonesia, baik sebagai tujuan domestik maupun luar negeri, serta meningkatkan kualitas pendidikan,” terangnya. Ia menuturkan, Hiperpro telah bekerjasama dengan lembaga internasional International Catholic Migration Commision (ICMC) dalam upaya pencegahan trafficking di Nunukan ini. Selain itu, adanya pendidikan alternatif bagi anak-anak dan perempuan, termasuk sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan pengetahuan masyarakat, melalui pemberian informasi seluas-luasnya, mengenai perdagangan orang dan seluruh aspek yang terkait dengan penghapusannya. Peningkatan pendidikan ini ditujukan kepada anak-anak usia sekolah, terutama perempuan dan keluarga miskin, anak jalanan dan anak putus sekolah. “Hal ini untuk mengurangi tingkat konstribusi anak terhadap keluarga, yang terpaksa harus mencari nafkah sampai keluar kampung halaman, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,” jelasnya. Salah satu cara meningkatkan pendidikan, pemerintah menganggarkan beasiswa bagi anak usia sekolah dalam jumlah besar, dengan harapan anak usia sekolah tersebut memiliki bekal dalam menyelesaikan sekolah dengan bekal pendidikan yang dimilikinya dan akhirnya dapat mengelola informasi. Dalam dekade 2006-2008, Pemkab Nunukan gencar melakukan sosialisasi UU Trafficking, bekerjasama dengan LSM dan masyarakat. Kegiatan ini mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Selain itu pihak kepolisian selalu menjaga terjadinya trafficking di Nunukan,” tambahnya. Pemerintah, kepolisian, LSM dan partisipasi aktif masyarakat terus melakukan pencegahan perdagangan orang di perbatasan secara koordinatif, agar mampu melakukan perlindungan kepada korban. Baik melalui kelompok yang terorganisir, kelompok pengajian, kelompok gereja atau RT. Ia optimistis, jika jalinan berbagai unsur di Nunukan terbentuk dan berjalan dengan kinerja profesional, maka masyarakat dapat membentengi diri dari segala tindak kejahatan yang mengancam kelangsungan hidup NKRI di perbatasan.(dew)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar